StreamingBangkit Dari Kubur - Horror film di Disney+ Hotstar. The car that Marlon, Ranggo, and Aril were in crashed into a motorcycle with a married couple. They flee but are haunted by Pocong and Kuntilanak.. Daftar Tonton. Bagikan. Bangkit Dari Kubur. 1 jam 11 menit 2012 Horror 13+ Sholat adalah tiyang agama, jangan sampai seorang muslim tidak sholat dan hanya islam ktp. Karena akan ada azab mengerikan yang menimpanya di dunia, dan akhirat bila meningglkan sholat. Hukum Sholat sendiri adalah wajib hukumnya bagi seluruh umat muslim. Sejak anak berusia 7 tahun seorang wali/ orang tua anak itu wajib memerintahkan sholat kepada putranya. Ketika sudah beranjak besar berusia 10 tahun maka seorang wali/ orang tua wajib memukul si anak apabila lalai dan meninggalkan ibadah sholat. Hal ini sangat penting dilakukan karena telah disyariatkan dalam islam. Barang siapa yang mengerjakan sholat tentulah dia orang yang beruntung dunia akhirat, tapi barang siapa yang melalaikanya maka tunggu siksaan Allah dating pasti. Berikut kisah Azab pedih orang yang meninggalkan sebuah hadist dari Samurah bin Jundub yang mengisahkan, bahwa dahulu rasulullah pernah mengisahkan mimpinya tentang siksa kubur kepada para sahabatnya. Ketika itu Rasulullah diajak 2 malaikat mendatangi seseorang yang tengah berbaring. Di atas orang itu ternyata ada orang lain yang tengah membawa bongkahan batu. Tidak berselang lama orang lain itu menjatuhkan batu itu kekepala orang yang sedang berbaring hingga pecah kepalanya. ketika orang yang berbaring kembali utuh, maka orang lain itu kembali melemparkan batu berulang-ulang hingga hari kiamat. Setelah melihat kondisi itu, malaikat menjelaskan kepada rasulullah, bahwa orang itu adalah orang yang melalaikan sholat fardhu 5 siapapun orang yang melaksanakan sholat dengan baik pasti akan mendapat kenikmatan di dunia dan akhirat. Tetapi kalau berani meninggalkanya maka siap-siaplah mendapat azaab yang sangat pedih. Didalam kitab Irsyâdu al-Ibâd karya Syekh Zainuddin al-Malibari dijelaskan bahwa kelak akan adan lima belas siksaan kepada siapa siapa yang meninggalkan sholat. Adapaun 6 buah siksaan akan di alami orang itu ketika masih di dunia, adpun 3 siksaan lain ketika mati, adapun 3 siksaan lain di dalam kubur dan tiga siksaan lagi setelah bangkit dari kubur. Siksaan di dunia bagi orang yang meninggalkan sholat diantaranya yaitu Allah Akan mencabut seluruh keberkahan umur orang itu, tentu hal ini akan sangat mensulitkan, karena hidup akan terasa berat, rezeki dan ekonomi terasa mencekik dan akan banyak datang masalah dan musibah silih berganti. Selain itu akan dihilangkan juga tanda-tanda kesholihan dari wajah orang itu. Ruginya lagi seluruh amal-amal perbuatan baiknya tidak akan memperolah pahala sedikitpun. Hal ini juga sangat disayangkan karena dapat menjadikan amal baik kita menjadi sia-sia dan tidak Juga Kisah Aisyah Istri Rasulullah Saat Cemburu Kepada KhadijahBaca Juga Kisah Azab Pedih Orang Yang Suka Meninggalkan Sholat Selain itu ketika orang itu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah swt maka Allah akan menolaknya dan tidak akan mengabulkan setiap perhomonan dan doa-doa yang dipanjatkan, mirisnya lagi jenis orang-orang seperti ini tidaklah akan memperolah sebuah bagian doa-doanya orang-orang yang shalih. Sanksi social juga akan di jatuhkan kepada orang jenis ini, orang-orang yang suka meninggalkan sholat maka dia akan banyak sekali di benci banyak sekali orang. Masyarakat tentu akan banyak menjauhi orang-orang pendosa seperti itu semua, ada tiga macam siksaan ketika orang yang meninggalkan sholat itu mati. Orang itu akan mati dalam keadaan yang sangat terhina, dia juga akan mati dalam kondisi lapar dan haus. Gambaran kehausan itu adalah apabila orang itu meminum air lautan pasti tidak akan bisa menghilangkan rasa haus dan dahaganya. Peristiwa ini benar-benar sungguh menyiksa dan mengerikan. Setelah orang itu mati, maka dia akan menerima banyak sekali azab-azab kubur yang sungguh menyakitkan. Diantaranya tubuh orang itu akan dihimpit dengan sekencang-kencangnya hingga membuat tulang-tulang rusuknya bersimpangan dan hancur. Tidak hanya itu saja tubuh orang itu akan dibakar dengan bara api yang sangat panas sekali. Rasa sakit yang dialaminya itu sebenarnya belum seberapa dibandingkan kelak dengan siksaan bara api super panas yang ada di alam kubur juga, orang itu akan hidup dengan sesosok ular-ular raksasa yang sungguh mengerikan. Ular-ular raksasa itu bernama Asy-Syuja’ Al Aqra’. Ular ini jelas berbeda dengan ular-ular terganas di dunia saat ini. Ular-ular inilah yang diutus Allah untuk memberikan pelajaran dan azab kubur kepada orang itu. tidak segan-segan ular itu menyiksa dengan sengatan dan kekuatannya kepada orang-orang yang semasa hidupnya kerap melalaikan dan meninggalkan cukup sampai di alam barzah saja. Setelah di bangkitkan di hari kiamat orang-orang yang lalain terhadap sholatnya akan menerima 3 buah siksaan yang sangat dasyat lagi. Orang-orang itu nantinya akan di gelandang menuju padang mashsyar . di akhirat orang itu akan mendapat hisab yang sangat berat akibat perbuatannya ketika meremehkan sholat semasa hidupnya. Di waktu itu pula Allah sangat benci dengan hamba-hamba yang membangkang terhadap perintah-perintahnya. Sudah tahu bahwa sholat itu adalah sebuah perintah dan kewajiban bagi seorang muslim, tetapi kenapa malah meremehkannya dan lebih mementingkan urusan duniawi yang sungguh tidak ada manfaatnya sama sekali. Inilah sebuah kerugian yang luar biasa, hingga membuat Allah sangat membenci tipe-tipe orang seperti perbuatan buruk yang dibuat, selanjutnya orang yang lalai sholat itu kemudian dimasukkan kedalam neraka yang sangat panas. Api-api neraka akan membakar dan menghanguskan orang-orang yang menentang perintah Allah SWT. Orang-orang itu akan hidup Bersama kawan-kawanya dari golongan manusia jin setan dan iblis. Namun Apabila orang-orang islam yang lalai sholat itu mati dalam keadaan membawa iman sekecil apapun, maka nantinya orang itu akan mendapat pertolongan untuk keluar neraka dan dimasukkan kedalam surge. Seluruh umat islam pasti akan masuk kedalam surge, namun apabila amal perbuatann buruknya lebih berat dari amal baik, maka orang itu harus masuk neraka dulu sebelum dimasukkan kedalam surga. Semoga kisah ini bermanfaat. Wallahu A’lamu

10Tahhiyat Akhir penjawab bagi soalan yang dikemukakan oleh Munkar & Nankir di dalam kubur. 11.Selawat Nabi Sebagai pendinding api neraka di dalam kubur. BANGKIT dari terjatuh! meninggalkan laman blog ni, TAPI atas permintaan ramai shbt2 yg menginginkan melodiperjuangan kembali menulis, dengan HIDAYAH Allah s.w.t,

- Saya terlahir di lingkungan keluarga Tionghoa yang menganut agama Toapekkong di daerah PTP Perkebunan V Sei Karang, kebun Tanah Raja sekitar 50 km dari kota Medan. Sewaktu mama saya melahirkan adik yang kesepuluh, rupanya kembar dua, yang satu meninggal dunia. Oleh papa, adik yang meninggal itu dikuburkan begitu saja, tanpa upacara, sebagaimana lazimnya jika yang meninggal itu orang dewasa. Bahkan peti yang digunakan untuk mengubur adik saya diambil dari kotak sabun. Betapa sedihnya hati saya ketika menyaksikan kenyataan tersebut. Alangkah berbeda ketika saya menyaksikan penghormatan luar biasa yang diberikan tatkala seorang paman saya yang sudah tua meninggal dunia. Segala perbekalan ikut dimasukkan ke dalam kuburan, sebagaimana layaknya seorang hidup yang akan bepergian jauh. Ketika persoalan perlakuan yang berbeda ini saya tanyakan kepada orangtua saya, saya dibuat terperanjat. Sebab, menurut paham yang diyakini secara turun temurun oleh penganut Toapekkong bahwa bila yang mati itu anak kecil atau bayi, maka kematiannya dianggap suatu malapetaka, pembawa sial bagi seluruh keluarga. Mendengar keterangan yang seperti itu, kecutlah hati saya, karena pada saat itu saya masih termasuk anak-anak remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Sejak kejadian itu, saya pun menjadi ragu dengan kebenaran ajaran yang dianut keluarga kami, karena membedakan manusia dari umurnya, bukan dari amal perbuatannya. Kami tinggal di dalam lingkungan yang mayoritas beragama Islam, dan berdekatan dengan masjid yang kala itu baru saja dibangun oleh warga. Awalnya saya hanya memandang heran terhadap apa yang mereka kerjakan, baik kala berwudhu maupun saat shalat. Tetapi lama-kelamaan, pandangan saya itu berubah dan melahirkan suatu ketakjuban yang luar biasa, mungkin lebih daripada apa yang mereka lakukan dan rasakan. Rasanya, belum ada agama yang mengajarkan kebersihan dan keagungan setinggi ini, kecuali ajaran agama Islam. Bersih pakaian, bersih badan, bersih tempat, dan bersih hati, untuk menghadap Tuhan Yang Maha Suci. Dengan demikian, saya pun mulai tertarik kepada ajaran agama MALARIA Sampai pada suatu hari di bulan Februari 1969, saya menderita penyakit berat. Badan saya menjadi kurus dan ceking. Saya hanya berbaring di tempat tidur. Kata dokter, saya menderita malaria tropicana. Tiba-tiba suatu bayangan yang mengerikan mendadak menyusup ke dalam hati saya. Betapa tidak, bila saya mati saat itu, adalah suatu kesialan bagi keluarga. Belum lagi membayangkan apa yang akan saya temui setelah berada di dalam kubur. Di saat itulah saya mengharap pertolongan. Tetapi, kepada siapa ? Tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara adzan maghrib dari masjid sebelah rumah. Terbayanglah oleh saya saat mereka berdoa mengangkat tangan dan menengadah, dan saat mereka shalat menyembah Tuhan dengan mengangkat kedua tangan sambil menundukkan kepala. Saat mereka berada dalam kesucian dan keheningan menghadap Tuhan mereka. "Ya Tuhan inilah yang dapat menolongku. Dialah Tuhan satu-satuya. Tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya. Tuhan yang disembah orang-orang Islam. Dialah yang dapat menolongku." Begitulah suara batin saya saat itu. Tiba-tiba bibir saya berbisik pelan, "Tuhan berilah aku kesempatan untuk memasuki agama-Mu, agar aku dapat mengamalkan ajaran agama-Mu!" Tampaknya Tuhan memberikan kesempatan, dan saya pun merasa kian sembuh dari penyakit. Tanpa menanti waktu lebih lama, karena saya tidak tahu, apakah saya akan sembuh benar atau tidak, saya pun pergi meninggalkan rumah dan keluarga menuju ke tempat di mana saya dapat masuk Islam. Singkat cerita, di tanggal 3 April 1969, di masjid Taqwa Lubuk Pakam, saya mengucapkan ikrar dua kalimat syahadat, dibimbig Ustadz Hasan Basri, disaksikan para jamaah yang memenuhi ruangan masjid itu. Allahu Akbar! Setelah sembuh, saya kembali ke rumah orang tua. Rupanya seisi rumah sudah mengetahui perihal keislaman saya itu. Mama menyambut saya dengan isak tangis. Dan, dalam dekapannya mama membisikkan ucapan yang tidak pernah dapat saya lupakan sepanjang hidup. "Mama tidak dapat menahanmu kalau kau masuk Islam. Tetapi mama pesan, kalau masuk Islam jadilah orang Islam yang benar. Jangan kepalang tanggung. Kalau tidak, kembalilah segera sebelum bertambah jauh. Pesan mama inilah yang menyadarkan kewajiban saya untuk segera mendalami ajaran Islam. Maka, saya yang mendapat nama baru Alifuddin El-Islamy pun mulai merantau menuntut ilmu agama. Setelah belajar Al-Qur'an kepada Ustadz di Lubuk Pakam, lalu ke Bukittinggi dan di Padang Panjang, Sumatera Barat. Di samping belajar, saya juga aktif berdakwah. Beberapa tempat telah saya singgahi. Bahkan, ketika saya pindah ke Palembang untuk melanjutkan pendidikan ke IAIN Raden Fatah, saya sudah ditempatkan di bagian Pembinaan Kerohanian PT Pupuk Sriwijaya Palembang, dan bekerja selama 11 tahun. Albaz AjaranIslam sangat lekat dengan adab dan akhlak. Maka tak heran apabila dalam aktivitas sehari-hari, umat Islam ditekankan untuk mendahulukan akhlak dan adab. Imam Al-Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah mengatakan, salah satu adab yang diatur adalah adab hendak tidur. Beliau menyebut bahwa jika seorang Muslim hendak tidur maka dianjurkan Sebetulnya saya sudah lama menyoroti majalah Hidaya ini yang sering memuat cerita-cerita yang selalu menghubung-hubungkan Keadaan Jasad seseorang dengan amal dan perbuatannya, Saya berhenti posting soal majalah Hidayah ini karena kirain majalah ini sudah tutup eh ternyata pas kemaren jalan jalan ke toko majalah ada edisi 2011 tuh,, Saya berharap Majalah Hidayah berhenti Bisnis menjual Kisah Mayat, Judul judul cerita biasanya seperti ini “Mayat di kerumuni belatung”, ” Keburan di penuhi air” dan lain sebagainya, Alam kubur bukanlah Kuburan, jadi meskipun jasad seseorang tidak di kubur hanyut di laut dll, seseorang yang telah meninggal di pastikan akan masuk ke alam kubur, nama lain dari alam Kubur adalah alam barzah yakni sebuah alam dimana orang yang sudah meninggal menunggu sebelum kebangkitan di hari kiamat. Hanya orang yang sudah meninggal yang bisa masuk ke alam kubur, Jadi kalau pun seseorang mencoba masuk ke kuburan dalam kondisi hidup pakai oksigen atau peralatan tertentu, dia tidak akan bisa masuk ke alam kubur kecualai Jika allah mengizinkan seperti yang pernah di alami oleh Nabi Muhammad dalam sebuah riwayat dimana Nabi Muhammad SAW bisa mendengar teriakan seseorang di alam Barzah, tapi ingat, jika Nabi Muhammad adalah orang terpercaya dan yang tingkat keimanannya tentu saja Jauh di atas para ulama sekalipun, maka apa mungkin ada seseorang yang biasa-biasa saja tingkat keimanannya yang mengaku dirinya pernah melihat alam kubur, hmmm Sulit di percaya. Kebalikan dari alinea di atas adalah,, Orang yang sudah meninggal di pastikan akan masuk ke alam kubur meskipun jasadnya tidak di kubur. Cerita seperti di majalah hidayah itu bisa menjadi Fitnah , bagaimana jika orang beriman tapi tiba tiba kuburannya mendapat musibah misalkan terkena bencana atau yang lainnya,?? orang yang sudah di jejali dengan cerita cerita Fiksi Adzab kuburan ini akan beranggapan bahwa orang itu bukanlah orang beriman, padahal apapun bisa terjadi karena sejauh yang saya tahu. Allah swt tidak pernah firman akan menjadaga Jasad orang yang beriman, yang allah janjikan adalah kebahagiaan abadi yang di alami oleh jiwa kita di alam Barzah atau alam Kubur dan bukan jasad kita. Tidakada mayat yang bangkit dari kubur, mayat yang dikerubuti hewan-hewan, mayat tidak lengkap dan sebagainya, akhirnya pakai norma agama." Sinetron-sinetron yang mengambil cerita dari
Banyak sekali riwayat hadits yang menceritakan tentang runtuhnya Ka’bah di akhir zaman menjelang kiamat nanti. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Ka’bah akan diruntuhkan oleh seorang yang berkaki bengkok berkebangsaan Habasyah.” Kisah Tentang Runtuhnya Ka’bah Menjelang Kiamat Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Perbanyaklah melakukan thawaf di Baitullah semampu kalian sebelum kalian dihalangi untuk melakukannya, seolah-olah aku melihatnya sedang melakukan hal tersebut. Tanda-tandanya berkepala dan bertelinga kecil, dia menghancurkan Ka’bah dengan beliungnya.” Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tandanya orang tersebut berkulit hitam, kakinya bengkok seperti letter O, dia meruntuhkan batu dinding Ka’bah satu per satu.” Diriwayatkan dari Sa’id bin Sam’an radhiallahu anhu, bahwa dia mendengar Abu Hurairah radhiallahu anhu bercerita kepada Abu Qatadah radhiallahu anhu, bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Seorang laki-laki Imam Mahdi akan dibai’at di antara sudut tempat Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim, dan Ka’bah tidak akan dirusak kehormatannya melainkan oleh orang Arab sendiri, dan bila mereka telah merusak kehormatan Ka’bah, maka itulah saatnya kehancuran bangsa Arab, kemudian datang orang-orang Habasyah meruntuhkan Ka’bah yang setelah itu tak pernah dibangun kembali selama-lamanya, dan merekalah yang menggali harta yang terpendam di dalamnya.” Hadits di atas tidak bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Sebuah pasukan hendak menyerang Ka’bah, hingga ketika mereka berada di sebuah padang pasir, semua pasukan ditenggelamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala ke dalam bumi.” Ibnu Hajar dalam kitabnya “Fathul-Bari” dalam bab runtuhnya Ka’bah, berkata “Hadis-hadis di atas menjelaskan akan terjadinya penyerangan terhadap Ka’bah. Penyerang pertama dimusnahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum mereka sampai ke Ka’bah, dan penyerangan kedua dibiarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sepertinya penyerang yang dimusnahkan terjadi lebih awal.” Dan jangan sampai timbul pertanyaan Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menggagalkan penyerangan tentara bergajah terhadap Ka’bah padahal saat itu Ka’bah belum menjadi kiblatnya umat Islam, maka mana mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala membiarkan bangsa Habasyah menghancurkannya setelah Ka’bah menjadi kiblatnya umat Islam? Pertanyaan ini tak akan muncul, andai dijelaskan bahwa peristiwa runtuhnya Ka’bah akan terjadi nanti di akhir zaman menjelang kiamat terjadi. Di waktu itu tidak ada seorang pun di permukaan bumi yang mengucapkan, “Allah! Allah”, seperti yang disebutkan dalam shahih Muslim “Kiamat tidak akan terjadi hingga tidak ada lagi orang yang mengucapkan, “Allah! Allah.”
Jakarta- . Penulis naskah drama Korea The Penthouse 3 baru-baru ini mengungkap alasannya menggunakan kisah bangkit dari kubur. Kim Soon Ok bahkan sempat malu dengan tulisannya yang dinilai bak cerita zombie. Alur cerita yang ditulis Kim Soon Ok sukses bikin penggemar The Penthouse 3 bertanya-tanya.
Jakarta - Yaumul Ba'ats artinya peristiwa saat Allah SWT membangkitkan kembali seluruh manusia yang telah meninggal dari alam kubur. Dikutip dari Sumber Belajar Kemendikbud, manusia akan diarahkan ke Padang Mahsyar."Kebangkitan manusia ini akan terjadi setelah ditiupkan sangkakala yang kedua oleh Malaikat Israil. Seluruh manusia mulai zaman Nabi Adam sampai manusia terakhir bangkit dari kubur," tulis Sumber Belajar Kemendikbud, dikutip Jumat 8/10/2021.Bukti kebenaran adanya Yaumul Ba'ats telah diterangkan dalam beberapa firman Allah SWT. Salah satunya melalui surat Al Hajj ayat 7,وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِArtinya "Dan sungguh, hari Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur."Berikut arti Yaumul Ba'ats lebih lengkap disertai gambaran dan hikmahnyaA. Gambaran Yaumul Ba'atsGambaran tentang peristiwia Yaumul Ba'ats telah dijelaskan Allah SWT melalui firmanNya QS An Nahl ayat 38. Menurut tafsir Kementerian Agama, Allah SWT membangkitkan dan menghidupkan kembali semua manusia dengan suatu tujuan. Mereka akan dimintai untuk pertanggungjawaban amal perbuatannya selama hidup di بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ ۙ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ ۚ بَلَىٰ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَArtinya "Dan mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati." Tidak demikian pasti Allah akan membangkitkannya, sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."Mengutip dari Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti oleh Kemenag, semua kondisi manusia, baik yang meninggal akibat kiamat kubra, hingga kematian karena kecelakaan semuanya dihidupkan kembali oleh Allah SWT tanpa terkecuali. Bahkan bagi jasadnya yang telah hilang saat meninggal pun Allah SWT bangkitkan pada peristiwa Yaumul Ba' Hikmah Yaumul Ba'ats dan iman kepada hari akhirYaumul Ba'ats dan rangkaian peristiwa lain saat kiamat menjadi alasan seoran muslim wajib mengimani hari akhir. Ada beberapa hikmah yang dikandung dari beriman kepada hari kiamat seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas VI iman kepada hari akhir adalahMendorong manusia untuk senantiasa taat dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWTTanggung jawab dan berhati-hati dalam melakukan setiap perbuatan agar tidak mendatangkan dosaMenunjukkan perilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hariTeguh dalam melakukan setiap perbuatan dan pekerjaan yang diridhai Allah SWTSenantiasa menjalani hidup dengan penuh harap karena yakin adanya pahala dari Allah SWTMenyadarkan manusia untuk tidak terlena terhadap kesenangan dan gemerlap penjelasan tentang Yaumul Ba'ats dengan sedikit gambarannya. Semoga wawasan ini bisa menambah keimanan kita semua ya, Sahabat Hikmah. Aamiin. Simak Video "Permintaan Maaf Wanita Simpan Al-Qur'an Dekat Sesajen-Akui Tertarik Islam" [GambasVideo 20detik] rah/row
Seakanakan aku melihat ahli Laa ilaaha illallah bangkit dari kuburnya sambil mengibaskan debu dari kepalanya lalu berkata, "Segala puji bagi Allah yang telah menjauhkan kami dari kesedihan." Riwayat lain menyebutkan bahwa ahli Laa ilaaha illallah tak akan mengalami kegelapan saat mati, atau saat di kubur." (HR. Thabrani, Baihaqi). 14.
Materi khutbah Idul Adha ini menggambarkan tapak tilas perjuangan keluarga Nabi Ibrahim yang monumental dan penuh dengan hikmah. Perjuangan ini diabadikan dalam dua ibadah yang identik dalam setiap perayaan hari raya Idul Adha, yakni haji dan kurban. Dua ibadah yang hanya bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah ini menjadi syariat yang harus diupayakan pelaksanaannya oleh umat Islam. Selain untuk menyempurnakan keislaman, ibadah ini juga mampu semakin mendekatkan diri kepada Allah sebagai dzat yang wajib disembah. Teks khutbah berikut ini berjudul " Khutbah Idul Adha Hikayat Ibrahim dalam Haji dan Kurban". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini pada tampilan dekstop. Semoga bermanfaat! Redaksi اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ اْلحَمْدُ الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ. فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ. إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Idul Adha yang dirayakan oleh umat Islam di seluruh dunia pada setiap bulan Dzulhijjah merupakan hari raya yang sangat identik dengan dua ibadah, yakni haji dan kurban. Dalam tuntunan agama Islam, ke dua ibadah ini memang hanya bisa dilakukan pada bulan Dzulhijjah. Hari raya Idul Adha, haji, dan kurban juga tak bisa dipisahkan dari kisah dan perjalanan hidup Nabi Ibrahim beserta keluarga karena banyak peristiwa yang mewarnai kehidupannya diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Pada kesempatan khutbah kali ini, mari kita menapak tilas dan menelusuri kembali kisah perjalanan dan perjuangan hidup yang dialami oleh kakek moyang Nabi Muhammad saw ini yang berkaitan erat dengan ibadah haji dan kurban. Dengan mengenang kembali perjuangan Nabi Ibrahim, diharapkan kita mampu mengambil ibrah, hikmah, dan nilai-nilai spiritual sebagai modal dalam menjalani kehidupan ini. Dengan memahami sejarah ini, mudah-mudahan kita juga bisa termotivasi untuk bisa melaksanakan ibadah haji dan kurban yang semua umat Islam pasti mengidam-idamkannya. Kaum mulsimin dan muslimat, jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Kita awali kisah perjalanan dan perjuangan keluarga Nabi Ibrahim dan istrinya yang bernama Siti Hajar dari saat Allah menganugerahi mereka seorang putra yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Kelahiran putra yang diberi nama Ismail ini diiringi dengan perintah dan cobaan dari Allah swt untuk menempatkan Siti Hajar dan Ismail di daerah lembah yang tandus dan gersang. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ibrahim ayat 37 رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ Artinya”Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak ada tanamannya dan berada di sisi rumah-Mu Baitullah yang dihormati. Ya Tuhan kami, demikian itu kami lakukan agar mereka melaksanakan shalat. Maka, jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan anugerahilah mereka rezeki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka bersyukur.” Saat tinggal di lembah itu, suatu hari Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak bisa menyusui Ismail. Ia pun mencari air ke sana-kemari sambil berlari-lari kecil antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak 7 kali. Peristiwa inilah yang kemudian diabadikan menjadi salah satu rukun haji, yakni Sa’i atau berlari-lari kecil antara kedua bukit tersebut. Di tengah kesusahan itu, Allah menurunkan pertolongan melalui mata air yang muncul dari tanah, tepat di bawah kaki Ismail, yang saat itu sedang menangis kehausan. Di tempat inilah keluar air penuh berkah yang sampai saat ini bisa terus dinikmati oleh umat Islam seluruh dunia bernama air zamzam. Cobaan keluarga Nabi Ibrahim tidak berhenti sampai di situ. Nabi berjuluk “Khalilullah” kekasih Allah ini mendapatkan perintah dari Allah swt melalui mimpi untuk menyembelih putra kesayangannya, Ismail. Perintah ini juga menjadi sebuah ujian keimanan dan ketakwaan Nabi Ibrahim kepada Allah. Karena sebelumnya, ia pernah mengeluarkan janji bahwa jika Allah menghendaki Ismail untuk dikurbankan, maka ia akan melakukannya. Perintah itu pun akhirnya benar-benar datang kepadanya Awalnya, ketika bermimpi diperintahkan untuk menyembelih Ismail, Ibrahim merasa ragu. Ia pun melakukan perenungan dan berfikir-fikir apakah ini benar-benar perintah Allah. Peristiwa ini kemudian diabadikan dengan nama Tarwiyah yakni hari perenungan di mana kita disunnahkan berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijjah. Setelah perenungan ini, kemudian hilanglah keragu-raguan itu. Karena Nabi Ibrahim kembali bermimpi hal yang sama untuk menyembelih Ismail dan tahu jika itu adalah benar-benar perintah Allah swt. Peristiwa ini yang kemudian diabadikan dengan nama hari Arafah yang berarti mengetahui’ di mana kita juga disunahkan berpuasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah, Setelah Nabi Ibrahim tahu dan yakin perintah itu datang dari Allah, maka ia pun menyampaikan dan berdiskusi dengan Ismail. Dialog bersejarah antara Ayah dan anak ini pun diabadikan dalam Al-Qur’an surat As-Shaffat ayat 102 فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ Artinya, “Ketika anak itu sampai pada umur ia sanggup bekerja bersamanya, ia Ibrahim berkata, “Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Pikirkanlah apa pendapatmu?” Dia Ismail menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu! Insyaallah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang sabar.” Akhirnya, hari itu pun datang ketika Ibrahim dengan keimanan dan ketakwaannya serta Ismail dengan keyakinannya akan melaksanakan prosesi penyembelihan. Pada waktu itu, setan juga terus membisikkan kepada Ibrahim, Ismail, dan juga Siti Hajar untuk tidak usah menjalankan perintah Allah ini. Namun, keyakinan mereka tidak goyah sedikit pun. Untuk mengusir setan yang mengganggu, Nabi Ibrahim pun melemparinya dengan batu yang kemudian peristiwa ini diabadikan dalam ritual ibadah haji, yakni melempar jumrah. Ketika detik-detik Ibrahim akan menyembelih Ismail, tiba-tiba Allah swt berfirman dan memerintahkan Ibrahim berhenti tidak menyembelih Ismail. Firman ini termaktub dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110 وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ. وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى الْاٰخِرِيْنَ ۖ سَلٰمٌ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ. كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Artinya “Kami menebusnya dengan seekor hewan sembelihan yang besar. Kami mengabadikan untuknya pujian pada orang-orang yang datang kemudian, Salam sejahtera atas Ibrahim. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat kebaikan’.” Atas peristiwa ini Malaikat Jibril yang membawakan hewan untuk disembelih sebagai pengganti Ismail pun berseru “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.” Takbir ini disambut Ibrahim dengan “Lailaha illahu Allahu Akbar” yang kemudian disambung oleh Ismail “Allahu Akbar Walillahil Hamdu.’ Dari peristiwa epik inilah, umat Islam kemudian disyariatkan untuk menyembelih hewan kurban di hari raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa seseorang dilarang keras mengalirkan darah manusia. Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Dari peristiwa bersejarah keluarga Nabi Ibrahim ini, kita bisa banyak mengambil hikmah dan keteladanan. Dimulai dari keteladanan perjuangan hidup sampai dengan keteguhan iman dan takwa dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Kisah-kisah Nabi Ibrahim, yang termaktub dalam Al-Qur’an dan terwujud dalam bentuk ibadah seperti Sa’i, melempar jumrah, puasa tarwiyah dan Arafah, serta menyembelih hewan kurban ini harus semakin meningkatkan keyakinan dan keteguhan kita dalam beribadah. Karena memang tujuan dari diciptakannya kita ke dunia ini adalah untuk beribadah. Allah berfirman وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ Artinya “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” QS Ad Dzariyat 56. Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Dalam menjalankan ibadah haji dan kurban, kita membutuhkan keteguhan dan keyakinan yang kuat karena harus rela mengeluarkan harta yang kita miliki. Jika tidak memiliki niat yang kokoh, maka haji dan kurban pun akan sulit untuk dilakukan. Untuk berhaji, kita harus berkorban menyiapkan puluhan juta rupiah guna membayar biaya perjalanan ke Tanah Suci. Ditambah juga kesabaran tinggi karena harus rela antre bertahun-tahun karena banyaknya umat Islam yang ingin menjalankan rukun Islam kelima ini. Untuk berkurban, kita juga harus menyediakan anggaran jutaan rupiah untuk membeli hewan kurban dan kemudian dibagi-bagikan kepada orang lain. Namun, ma’asyiral Muslimin wal Muslimat jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Kita tidak perlu khawatir. Harta dunia yang kita keluarkan untuk berangkat ke Tanah Suci ini akan dibalas oleh Allah swt dengan kenikmatan kehidupan akhirat di surga yang abadi. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah SAW bersabda الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ Artinya “Tidak ada balasan yang pantas diberikan bagi haji mabrur kecuali surga,” HR al-Bukhari. Begitu juga dengan ibadah kurban, Rasulullah telah menegaskan dalam dari Siti Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا وَأَشْعَارِهَا وَأَظْلَافِهَا وَأَنَّ الدَّمَ لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنْ الْأَرْضِ فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا Artinya “Tidak ada suatu amalan yang dikerjakan anak Adam manusia pada hari raya Idul Adha yang lebih dicintai oleh Allah dari menyembelih hewan. Karena hewan itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-tanduknya, bulu-bulunya, dan kuku-kuku kakinya. Darah hewan itu akan sampai di sisi Allah sebelum menetes ke tanah. Karenanya, lapangkanlah jiwamu untuk melakukannya.” Jamaah shalat Idul Adha rahimakumullah, Demikian khutbah Idul Adha yang mengangkat tentang kisah inspiratif penuh perjuangan dari keluarga Nabi Ibrahim yang diabadikan dalam ritual ibadah haji dan kurban. Semoga bisa menambah pengetahuan kita sekaligus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dan semoga Allah swt senantiasa menurunkan hidayah dan rezekinya kepada kita sehingga kita bisa menjalankan tugas kita untuk beribadah khususnya mampu untuk melakukan ibadah haji dan berkurban. Amin. بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم Khutbah II اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وأشهدُ أنَّ مُحَمَّدًا عبْدُه ورَسُولُه. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ H. Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung muNxYrU.
  • f6yem17nqd.pages.dev/48
  • f6yem17nqd.pages.dev/227
  • f6yem17nqd.pages.dev/232
  • f6yem17nqd.pages.dev/411
  • f6yem17nqd.pages.dev/75
  • f6yem17nqd.pages.dev/112
  • f6yem17nqd.pages.dev/218
  • f6yem17nqd.pages.dev/466
  • cerita hidayah bangkit dari kubur